Di sebuah desa kecil yang tersembunyi di pedalaman Papua, tinggalah seorang gadis muda bernama Srikandi. Srikandi adalah seorang pribumi Papua yang tumbuh dalam kehangatan alam dan kekayaan budaya yang melingkupi tanah kelahirannya. Meskipun hidup sederhana, Srikandi selalu merasa tertarik pada keanekaragaman alam di sekitarnya dan cerita-cerita tentang kebesaran alam Papua yang diceritakan oleh nenek moyangnya.

Suatu hari, ketika Srikandi sedang menjelajahi hutan belantara yang lebat, ia menemukan sebuah peta kuno yang tersembunyi di balik rerimbunan pepohonan. Peta itu menunjukkan lokasi harta karun yang tersembunyi di seluruh Papua, dan Srikandi merasa bahwa ini adalah kesempatan baginya untuk menjelajahi lebih jauh ke dalam keindahan alam dan kekayaan budaya tanah kelahirannya.

Bersama dengan teman setianya, seekor burung Cendrawasih yang cantik, Srikandi memulai petualangan epiknya. Mereka menelusuri hutan belantara yang lebat, menyeberangi sungai-sungai yang mengalir deras, dan mendaki pegunungan yang menjulang tinggi. Di sepanjang perjalanan, mereka menemukan kotak harta karun yang tersebar di berbagai tempat terpencil.

Namun, petualangan Srikandi tidak semudah yang dia bayangkan. Setiap kali dia menemukan sebuah kotak harta karun, dia dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan menarik tentang kebudayaan dan keanekaragaman alam Papua. Berkat pengetahuan dan kebijaksanaannya, Srikandi berhasil menjawab semua pertanyaan dengan benar, dan setiap jawaban membawanya lebih dekat pada penemuan harta karun terbesar.

Dalam perjalanan mereka, Srikandi juga belajar banyak tentang keberanian, ketekunan, dan kerja sama. Meskipun mereka menghadapi berbagai rintangan dan tantangan, Srikandi dan burung Cendrawasih selalu saling mendukung satu sama lain.

Akhirnya, setelah melewati banyak petualangan dan mengumpulkan sejumlah besar harta karun, Srikandi dan burung Cendrawasih menemukan harta karun terbesar dari semuanya: pengetahuan dan pengalaman yang tak ternilai tentang kekayaan alam dan budaya Papua. Dengan hati penuh sukacita, mereka kembali ke desa mereka, membagikan kisah petualangan mereka kepada teman-teman dan keluarga serta menyebarkan pesan penting tentang pentingnya melestarikan alam dan budaya mereka.

Alasan mengambil latar Papua yaitu karena rasa penasaran terhadap daerah dan keberagaman Papua itu sendiri.

Nama Srikandi diambil dari sebuah film Indonesia yaitu ‘3 Srikandi’. 3 Srikandi adalah sebuah film biopik Indonesia 2016 yang disutradarai oleh Iman Brotoseno. Film tersebut berkisah tentang tiga atlet panahan asal Indonesia yang berhasil meraih medali perak pertama di ajang Olimpiade Seoul 1988 pada cabang olaharga panahan. Dalam bahasa Sansekerta Nama Srikandi merupakan versi Indonesia dari Śikhaṇḍin. Bentuk femininnya adalah Śikhaṇḍinī. Secara harfiah, kata Śikhandin atau Śikhandini berarti "memiliki rumbai-rumbai" atau "yang memiliki jambul".